Dr. Arief Budi Witarto, M.Eng
Pria murah senyum yang menyukai Matematika sejak SD, selalu mendapatkan nilai paling bagus untuk bidang pelajaran ini sampai SMA. Selepas SMA ia masuk ke Jurusan Matematika, FMIPA-ITB. Ia mengikuti program beasiswa Science and Technology Manpower Development Program (STMDP) yang diselenggarakan oleh KMNRT bersama BPPT, LIPI, LAPAN, BATAN, BAKOSURTANAL dan BPIS. Di sini ia diterima oleh LIPI kemudian diarahkan belajar bidang Biochemical Engineering untuk program S-1. Arief meninggalkan ITB dan berangkat ke Jepang untuk masuk ke Jurusan Bioteknologi di Fakultas Teknik, Tokyo University of Agriculture and Technology. Arief belajar bioteknologi dari S-1 hingga S-3 di jurusan bioteknologi, Fakultas Teknik, Tokyo University of Agriculture and Technology, Tokyo, Jepang selama 1991 sampai 2000.
Selama kuliah di Jepang, indeks prestasi kumulatifnya (IPK) memuaskan, yakni 3,54 (S-1), 3,89 (S-2), dan 4,00 (S-3). Dengan prestasi akademiknya itu, ia mendapatkan beasiswa dari berbagai lembaga, yakni Kementerian Riset dan Teknologi (S-1), Iwaki Glass Jepang (S-2), serta Ultizyme International Jepang dan Menteri Riset dan Teknologi (S-3).
Setelah lulus S-3 pada 2000, Arief menjadi research associate di School of Materials Science, Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), Ishikawa. Namun pada 2002, ia memutuskan pulang karena ingin mengembangkan ilmu bioteknologi rekayasa protein yang masih sangat jarang di Indonesia dan memilih bekerja di LIPI.
Selama di Indonesia, pria kelahiran Lahat, Sumatera Utara, 12 Mei 1971, itu sempatm enjadi peneliti tamu di perusahaan bioteknologi enzim, Ultizyme International, Tokyo, pada 2004. Tiga tahun kemudian, ia menjadi peneliti tamu di Fraunhofer Institute for Molecular Biology and Applied Ecology, Aachen, Jerman.
Selain menjadi Rektor Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), sejak 2004 hingga sekarang ia bekerja di Departemen Bioteknologi, Fakultas Teknologi, Tokyo University of Agriculture and Technology, Tokyo, Jepang. Sebelumnya Dr Arif Budi Witarto,Ph.D memiliki segudang pengalaman mengajar diberbagai universitas negeri dan swasta di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Swiss-Jerman. Dari tahun 1990 hingga 2012 ia menjadi peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. Sebelumnya di tahun 2000 ia menjadi peneliti di Sekolah Material Science, Jepang Advanced Institut Sains dan Teknologi, Ishikawa, Jepang
Selama lima tahun, sejak 2005 ia bekerja sebagai konsultan penelitian di Divisi Alergi dan Imunologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. Ia juga menjadi Konsultan penelitian Divisi Penelitian dan Pengembangan, Rumah Sakit Kanker Dharmais Nasional, Jakarta, Indonesia sejak 2008 hingga 2013.
Dengan latar belakang pendidikan dan profesi cemerlang, pria penerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden RI pada tahun 2003 ini, juga berhasil menggaet beberapa penghargaan, di antaranya Peneliti Muda Indonesia Terbaik Bidang Ilmu Pengetahuan, Teknik, dan Rekayasa dari LIPI pada tahun 2002. Sains and teknologi Award dari Indonesia Toray Science Foundation di tahun 2004. Technopreneur Award dari Fraunhofer Society dan German Academic Exchange Service, Jerman pada 2004. Ia meraih Best Creation in Engineering Award-PII Engineering Award dari The Institution of Engineers, Indonesia (PII) pada Agustus 2005. Paramadina Award pada Sains dan Teknologi dari Universitas Paramadina, Jakarta, Indonesia 2005. Mewakili Indonesia di Nobel Prize Winners Meeting tahun 2005 di Lindau, Jerman dan terpilih sebagai peserta dengan skor tertinggi serta DAAD-Fraunhofer Technopreneur Award 2007 di bidang bioteknologi dari DAAD / Dinas Pertukaran Akademis Jerman dan Fraunhofer Society, Jerman tahun 2007.
Berbagai hibah penelitian bidang bioteknologi yang sangat berguna bagi kemanusiaan. Selama lima tahun dari tahun 2003 hingga 2007, ia melakukan berbagai penelitian bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) seperti Ekspresi protein rekombinan beras tahun 2003. Tahun 2004 dan 2005 ia meneliti Ekspresi protein rekombinan dalam tembakau. Masih di tahun 2005 ia melakukan Studi Protein yang dinyatakan dalam tanaman karnivora. Ia melanjutkan penelitian Ekspresi protein rekombinan farmasi dalam tembakau yang berkolaborasi dengan Dr. Stefan Schillberg-Fraunhofer IME, Jerman di tahun 2006 dan 2007.
Selama kurun waktu itu juga tahun 2004 ia melakukan penelitian terpadu tentang Ekspresi Kinase dalam sel P19 bawah pengaruh logam berat yang berkolaborasi dengan Dr. Bambang Wispriyono dari Universitas Indonesia dan Studi protein yang dinyatakan dalam tanaman karnivora, Kementrian Riset dan Teknologi (KNRT) berkerjasama dengan Indonesia Toray Science Foundation (ITSF). Tahun 2007 ia melakukan penelitian tentang Melaleuca alternifolia ekstrak terhadap virus dengue untuk Neumedix Biotechnologies, Pty. Ltd, Australia. Selama tiga tahun dari tahun 2010 ia juga melakukan penelitian tentang Desain dan pembuatan surfaktan berbasis peptida. Indonesia Minyak dan Research Center "LEMIGAS" Proyek Penelitian Gas yang dilanjutkannya di tahun 2013. Selain itu ia juga melakukan penelitian untuk Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) tahun 2012 tentang Produksi antibodi monoclonal, Metilasi kanker kolorektal dan Mutasi kanker paru-paru.
Berbagai kegiatan penelitian dan kesibukannya, ia masih menyempatkan menulis beberapa buku dan jurna yang diterbitkan didalam maupun luar negeri. Selama tiga belas tahun, dari tahun 2002, ia menjadi editor jurnal sains â€MAKARA Journal†yang diterbitkan oleh Universitas Indonesia. Pimpinan editor Indonesia Jurnal Ilmu Pertanian yang terbitan IASA selama dua tahun di 2001. Ditahun yang sama Ia juga dipercaya menjadi editor Natural Journal, Universitas Syiah Kuala. Ia juga menyempatkan diri beberapa kali menjadi editor pada Prosiding Asosiasi Pelajar Indonesia di Jepang dan eropa. Ditahun 2003 menjadi editor buku "Bioteknologi Pertanian: Praktis dan Praktek" - Kompilasi International Training Course on Bioteknologi Pertanian untuk Kamboja, Laos, Myanmar, dan Viet Nam yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Bioteknologi, LIPI dan ASEAN Sub-Komite Bioteknologi dan disponsori oleh Jepang serta General Bursa Fund ASEAN.
Diselasela kesibukannya, bersama rekanrekannya ia mendirikan Asosiasi Ilmuan dan Teknologi Indonesia dan sebagai pendiri Masyarakat Protein Indonesia (IPS). Menjabat sebagai Kepala Divisi Penelitian Institut Sains dan Studi Teknologi (ISTECS) Jepang di tahun 2000 sampai 2001. Bersama LIPI, di tahun 2003 ia menjadi bagian publikasi dari International Training Course on Bioteknologi Pertanian untuk Kamboja, Laos, Myanmar, dan Viet Nam. Saat ini ia masih aktif menjadi advisor di Asosiasi Ilmu Pertanian Indonesia (IASA) semenjak tahun 2000.